3/25/2008

Lahirnya sang bidadari : 15 Januari 2007

Alhamdulillah Alloh menganugerahi lagi seorang bidadari yang sangat maniez, pada Senin, 15 Januari 2007 jam 7 Pagi. Proses persalinan yang kedua ini terasa beda dengan yang pertama. Kalau waktu persalinan Sikka, proses kontraksi berjalan normal. Tapi kali ini melalui proses induksi, kupikir dengan cara ini proses kontraksi lebih cepat (sekitar 2 jam), sehingga aq masih punya tenaga untuk mengejan. Mules luar biasa sih, tapi alhamdulillah aq masih kuat untuk mengejan. Dengan begitu, dokter tidak lagi memerlukan alat bantu vakum, seperti waktu proses kelahiran Sikka.






Walaupun sudah pengalaman sebelumnya, tetapi menjelang persalinan aq masih tetap merasa takut & kuatir. Takut bayiku kenapa2. Terus dzikir dan do'a.


Seperti waktu melahirkan pertama, yg kedua ini juga aq pingin lairan di Kendal, dengan dokter yang sama. Tanggal 12 Januari 2007 kami boyongan ke Kendal, karena 14 Januari prediksi kelahiran (TPL). Mepet memang, karena aq gak kepingin kejadian dulu terulang. Aq harus stay 1 bulan di Kendal sampai kelahiran Sikka. Kami mampir Pemalang, karena kakak sepupuku (kak apung) menikah dengan orang Pemalang. Sempet ikut proses akad nikah mpe kelar. Tetapi gak ikut resepsinya, tgl 13 Januari. Kupikir terlalu mepet ma TPL. Takut aq kecapekan/tiba2 kontraksi. Nyampe Kendal Jum'at sore. Sabtu paginya kontrol ke dr. Bambang, minta saran agar kelahiran bayi ini tidak mundur 2 minggu seperti waktu Sikka dulu. Kuatir jg klo gak lair2, sementara jatah cuti kantorku semakin berkurang. Dokter memberiku obat & vitamin. Mungkin perangsang u kontraksi. Suami juga dah deg2an, karena minggu malam harus balik kantor, senin pagi kan mesti ngantor. Minggu sore mulai terasa mules sedikit, suami dah minta ijin u ngambil cuti saja. Takut bayinya mo lair. Waktu Sikka lair, dia kan gak bisa nemenin. Dia merasa bersalah dan gak ingin kejadian itu terulang untuk kedua kalinya. "ditunggu aja sampe tar malem" kataku. Anehnya, mules yang aq rasa masih sama. klo kontraksi kan harusnya semakin lama semakin cepat. Tapi ini gak, aq mulai menyangsikan klo ini kontraksi semu. Malemnya, calon suami adekku (fis) dan kakaknya dateng. Mungkin silaturrahmi, sekalian membahas rencana pernikahan adekku. Gak enak juga nih, klo aq tar mules padahal ada tamu & sedang membahas masalah penting. Akhirnya aq minta suami nganter ke dokter aja, mungkin klo di sana lebih tenang dan fokus. karena sewaktu2 butuh penanganan akan lebih cepat.


Ternyata baru pembukaan 1/2 cm. Karena dah ada kontraksi, suami memutuskan u gak balik jakarta dulu. Sampe malam, ternyata bukaan gak maju2. aq minta diinduksi aja. tapi dokter menyarankan induksi dilakukan besok pagi saja. Aq memilih menginap di klinik dr. Bambang. Ya udah, terpaksa aq semalaman gak bisa tidur nyenyak. Karena mules masih terus terasa.


Habis subuh, baru induksi dilakukan. Masya Alloh, sakit banget. berjam2 aq harus menahan sakit luar biasa. "masih lama, bisa 3 jam" kata dokter. wah, hampir putus asa aq membayangkan harus menahan sakit selama itu. Setelah 2 jam aq dah gak kuat lg. Baru dokter dan suster sigap menyiapkan segala sesuatu. Suami dan orang tuaku disuruh menunggu di luar. Setelah melalui perjuangan yang cukup melelahkan, Alhamdulillah anakku lahir. "bayinya perempuan, cantik" kata suster, yang tak lain adalah istri dr. Bambang. Berat 2,9 kg, panjang 50 cm. Memang lebih kecil dari Sikka. Pas USG pada usia janin 7 bulan, dr. Murni di RS. Anna Pekayon dah wanti2 klo aq harus menambah berusaha keras, berat janin masih kecil. Pontang-panting aq berusaha. Untung dr. Yenny Julizir, dokter kandungan yang lain menenangkan dan memberiku support.


Alhamdulillah, aq menangis haru...